a song
"play me a song..."
"what song?"
"a song of your heart..."
dia diam. dialihkannya tatapan matanya dariku ke tuts piano hitam putih di depannya.
jari-jarinya menyentuh tuts lembut, namun belum bersuara.
ayo Bar...aku ingin tau hatimu...please, lead me to your heart...
sebuah lagu tiba-tiba mengalun pelan...
jari-jari yang biasa menggenggamku erat itu menari cantik diatas tuts mungil
Tuhan, alunan itu....aku mengenalnya...
aku melihatnya, dia yang larut dalam lagu yang dimainkannya, dia yang tenggelam dalam dunia indah yang dia ciptakan...dunia yang dulu slalu penuh dengan tawanya dan Cisya,
aku tahu, alunan indah ini untuknya kan, Bar?
aku melihat air matamu menetes...inikah yang kamu sebut cinta, Bar? sesuatu yang dulu selalu membuatmu tertawa bahagia namun kini menjerembabkanmu ke asa tak bernyawa?
aku sedih melihatmu kehilangan jiwa seperti ini, Bar...ini bukanlah kamu! kamu bukan sosok pemain piano yang handal namun hidup tanpa jiwa!
air mataku menetes...
dan kamu, masih menyuguhkan segenap luka yang kamu rangkum dalam nada...
separah itukah kamu, Bar?
sesakit itukah cinta itu, Bar?
aku pernah membawamu tertawa juga, Bar....apa tak bisa tawa itu melepaskanmu dari luka ini?
aku mengusap tetes air mata terakhir di pipiku.
kamu mengakhiri permainan piano indahmu.
"Bar.."
matamu masih merah...
air mata selalu singgah dengan bekas yang terlihat
"maafkan aku, Ov...sekarang kamu tahu kan, kenapa aku belum bisa menikahimu?"
March 28, 2010
"what song?"
"a song of your heart..."
dia diam. dialihkannya tatapan matanya dariku ke tuts piano hitam putih di depannya.
jari-jarinya menyentuh tuts lembut, namun belum bersuara.
ayo Bar...aku ingin tau hatimu...please, lead me to your heart...
sebuah lagu tiba-tiba mengalun pelan...
jari-jari yang biasa menggenggamku erat itu menari cantik diatas tuts mungil
Tuhan, alunan itu....aku mengenalnya...
aku melihatnya, dia yang larut dalam lagu yang dimainkannya, dia yang tenggelam dalam dunia indah yang dia ciptakan...dunia yang dulu slalu penuh dengan tawanya dan Cisya,
aku tahu, alunan indah ini untuknya kan, Bar?
aku melihat air matamu menetes...inikah yang kamu sebut cinta, Bar? sesuatu yang dulu selalu membuatmu tertawa bahagia namun kini menjerembabkanmu ke asa tak bernyawa?
aku sedih melihatmu kehilangan jiwa seperti ini, Bar...ini bukanlah kamu! kamu bukan sosok pemain piano yang handal namun hidup tanpa jiwa!
air mataku menetes...
dan kamu, masih menyuguhkan segenap luka yang kamu rangkum dalam nada...
separah itukah kamu, Bar?
sesakit itukah cinta itu, Bar?
aku pernah membawamu tertawa juga, Bar....apa tak bisa tawa itu melepaskanmu dari luka ini?
aku mengusap tetes air mata terakhir di pipiku.
kamu mengakhiri permainan piano indahmu.
"Bar.."
matamu masih merah...
air mata selalu singgah dengan bekas yang terlihat
"maafkan aku, Ov...sekarang kamu tahu kan, kenapa aku belum bisa menikahimu?"
March 28, 2010
Komentar
Posting Komentar