masa lalu itu bernama cinta
kemajuan teknologi berjenis kelamin fesbuk ini memang luar biasa. bisa-bisanya dia mempertemukanku dengan sosok lawas, yang sudah nyaris sepuluh tahun ini tak terdengar kabarnya. pacar pertama yang pernah membuatku terhanyut dalam tawa lepas ketika masih berseragam putih biru.
"Drea, pa kabar?"
"Eh, Gey...baik. kamu pa kabar?"
"Baik juga. boleh duduk?"
"Ups, sorry. please..."
dia tidak berubah. meski jujur aku tak lagi mampu mengingat jelas semua kenangan kami berdua dulu.
"sudah terlalu lama"
dia bilang begitu saat kami mulai membicarakan apa yang pernah kami punya sepuluh tahun yang lalu.
dia masih tertawa dengan sejumlah penggalan yang sama.
mata tajamnya masih menusuk dengan sempurna.
dan kata-kata masih juga membuatku terlena.
"masa lalu itu bernama cinta, drea"
"maksudmu?"
"sepuluh tahun ini aku mencarimu. entah kenapa, susah sekali menemukan sosokmu. setiap teman lama yang kutemui tak pernah memberiku jawaban dimana bisa kutemukan kamu."
aku tersipu.
jadi masa lalu itu bernama cinta ya, Gey?
"Drea, kamu masih mau mengulanginya?"
"mengulang apa, Gey?"
"masa lalu itu"
"cinta?"
"iya, masa lalu cinta kita?"
nafasnya tertahan.
aku melihat matanya menatap penuh harap. menunggu sekian kata iya meluncur nyata dari bibirku.
"Drea, aku benar-benar ingin membuatmu slalu ada. tak hanya di masa laluku, tapi juga kini dan masa depanku."
"boleh, Drea?"
aku masih terpaku dalam diamku.
Tuhan, aku mencintainya. sungguh.
"Drea?"
aku beranjak, masih menatapnya lekat.
"Maaf, Gey. aku harus segera pulang. Jeanne, bayiku, menungguku untuk memeluknya tidur malam ini. terima kasih sudah datang dari masa lalu."
"Drea, pa kabar?"
"Eh, Gey...baik. kamu pa kabar?"
"Baik juga. boleh duduk?"
"Ups, sorry. please..."
dia tidak berubah. meski jujur aku tak lagi mampu mengingat jelas semua kenangan kami berdua dulu.
"sudah terlalu lama"
dia bilang begitu saat kami mulai membicarakan apa yang pernah kami punya sepuluh tahun yang lalu.
dia masih tertawa dengan sejumlah penggalan yang sama.
mata tajamnya masih menusuk dengan sempurna.
dan kata-kata masih juga membuatku terlena.
"masa lalu itu bernama cinta, drea"
"maksudmu?"
"sepuluh tahun ini aku mencarimu. entah kenapa, susah sekali menemukan sosokmu. setiap teman lama yang kutemui tak pernah memberiku jawaban dimana bisa kutemukan kamu."
aku tersipu.
jadi masa lalu itu bernama cinta ya, Gey?
"Drea, kamu masih mau mengulanginya?"
"mengulang apa, Gey?"
"masa lalu itu"
"cinta?"
"iya, masa lalu cinta kita?"
nafasnya tertahan.
aku melihat matanya menatap penuh harap. menunggu sekian kata iya meluncur nyata dari bibirku.
"Drea, aku benar-benar ingin membuatmu slalu ada. tak hanya di masa laluku, tapi juga kini dan masa depanku."
"boleh, Drea?"
aku masih terpaku dalam diamku.
Tuhan, aku mencintainya. sungguh.
"Drea?"
aku beranjak, masih menatapnya lekat.
"Maaf, Gey. aku harus segera pulang. Jeanne, bayiku, menungguku untuk memeluknya tidur malam ini. terima kasih sudah datang dari masa lalu."
yaaaaaaaaaaaaahhhh..
BalasHapusdah punya bayii..
haaahhh, crita ini, mengingatkanku pada mimmi.. ;)
(ingat kan ung? momen kita bedua di nescafe corner, hihihi)
tapi, saya tidak mau cinta menjadi masa lalu..
cinta itu..
masa lalu, saat ini, dan masa depanku..
saya mau jatuh cinta setiap hari...
:)
2 ayyi: thx 4 reading n commenting...
BalasHapushehehe, teringat masa lalu ya bu? inget kok...haduh, jd pengen ngopi sambil cucurhatan seharian ma kamu, bu...
kmu bener ai, cinta itu masa lalu, kini dan masa datang...senangnya kl bs jatuh cinta setiap hari...
selamat menikmati cinta!
great one !!
BalasHapus2 irdi: thx mas...baca2 yg lain juga yaaaa
BalasHapus