untitled
aku gembira melihat dia datang. wajahnya yang berseri-seri atas kesuksesannya disana membuatku sungguh bahagia. sebuah pelukan erat pun tak bisa menutup semua rindu yang kami punya.
"sayang, ada sesuatu yang belum kuceritakan."
aku menatapnya dengan tanya.
"aku harus tinggal disana mulai bulan depan."
matanya sendu. aku tahu dia tak ingin katakan itu. aku tahu dia pasti berat untuk memilih. tapi aku tak tahu reaksi apa yang harus kumunculkan sekarang.
melihatnya begitu bersemangat meraih mimpinya saja sudah cukup membuatku bahagia. apa aku tega menepuk mimpinya hanya dengan satu kata tidak?
"sayang, kalau kamu mau aku tinggal, akan kubatalkan semua. atau kamu mau ikut denganku kesana? kita berjuang sama-sama."
haloooo, apa kabar hidupku disini? apa kabar mimpiku yang sedang kurajut di kota ini?
"sayang, aku tahu ini tak mudah untuk kita. tapi aku yakin, kita bisa melewatinya, demi masa depan kita."
pikiranku melayang. jarak memang bukan perkara. tapi ketidaknyataan kehadiran lah yang membuatku tersiksa. aku bukan seorang perempuan hebat yang mampu berjalan tersenyum sendirian, terutama sejak bertemu dengannya. dia mengikatku untuk menjadi bayangannya.
"sayang?"
aku ingin dia meraih mimpinya. tapi aku tidak ingin hidup terpisah nantinya. aku juga masih mau mengejar mimpiku.
"sayang? jangan beri aku kebisuanmu..."
"maaf, sayang...aku tak bisa melepasmu, seperti aku tak bisa mengekangmu untuk tinggal. jadi, biarkan aku tetap disini meraih mimpiku, kamu pergi meraih mimpimu."
"lalu?"
aku menatap matanya. memeluknya erat hingga kurasa detak jantungnya yang makin cepat. aku tahu lelaki ini milikku, sampai kapanpun.
jadi, kukatakan padanya,
"dan kita akhiri saja semua ini disini, karena aku sangat menyayangimu..."
"sayang, ada sesuatu yang belum kuceritakan."
aku menatapnya dengan tanya.
"aku harus tinggal disana mulai bulan depan."
matanya sendu. aku tahu dia tak ingin katakan itu. aku tahu dia pasti berat untuk memilih. tapi aku tak tahu reaksi apa yang harus kumunculkan sekarang.
melihatnya begitu bersemangat meraih mimpinya saja sudah cukup membuatku bahagia. apa aku tega menepuk mimpinya hanya dengan satu kata tidak?
"sayang, kalau kamu mau aku tinggal, akan kubatalkan semua. atau kamu mau ikut denganku kesana? kita berjuang sama-sama."
haloooo, apa kabar hidupku disini? apa kabar mimpiku yang sedang kurajut di kota ini?
"sayang, aku tahu ini tak mudah untuk kita. tapi aku yakin, kita bisa melewatinya, demi masa depan kita."
pikiranku melayang. jarak memang bukan perkara. tapi ketidaknyataan kehadiran lah yang membuatku tersiksa. aku bukan seorang perempuan hebat yang mampu berjalan tersenyum sendirian, terutama sejak bertemu dengannya. dia mengikatku untuk menjadi bayangannya.
"sayang?"
aku ingin dia meraih mimpinya. tapi aku tidak ingin hidup terpisah nantinya. aku juga masih mau mengejar mimpiku.
"sayang? jangan beri aku kebisuanmu..."
"maaf, sayang...aku tak bisa melepasmu, seperti aku tak bisa mengekangmu untuk tinggal. jadi, biarkan aku tetap disini meraih mimpiku, kamu pergi meraih mimpimu."
"lalu?"
aku menatap matanya. memeluknya erat hingga kurasa detak jantungnya yang makin cepat. aku tahu lelaki ini milikku, sampai kapanpun.
jadi, kukatakan padanya,
"dan kita akhiri saja semua ini disini, karena aku sangat menyayangimu..."
yakin?
BalasHapusitu endingnya?
yang semalem kan?
aku blum update!
bukan say...it's just a fiction...
BalasHapusno reality involved
kirainnn...
BalasHapuskamu virtual sama reality podo ae
hahahahaha
tidak sama dunk bu...
BalasHapusdisini saya hanya sutradara, bukan pemain
dalam realitas, saya sutradara dan pemainnya.
tema ma ceritanya ga jauh jauh yah... jd mudah ditebak, cuma sekedar pembelokan alur cerita dikit dikit aja yg bedain :)
BalasHapushmmm, gt yah
BalasHapusokeh
terima kasih inputnya
ini memang tulisan iseng sang penulis
baik, nanti akan dibuat yang lebih menarik lagi, the unpredictable one
thx 4 coming n commenting, pak
semaangaattt... ajarin aku juga dong gimana caranya. tempatku ga isi isi
BalasHapusmembaca cerpenmu emang menunjukkan siapa km bung. memang lama-kelamaan jd boring dan predictable krn yg ngikutin cerpenmu pasti apal gayamu. tapi gpp. toh tulisan pasti mencerminkan yg nulis... makin banyak yg bilang tulisanmu predictable, km hrs bangga krn mereka pasti ngikutin tulisan2mu...heheehhe...keep writing ya...
BalasHapusiki komennya wong iri soale gak berani publish tulisan pribadi heheheehe...salut bung...
anggi
hahaha, kapok thur, kamu dilokno anggi, hehehe, ga ding
BalasHapustengs buat athur dan anggi...kali ini memang saya akui, mudah ditebak, terlalu biasa, dan terlalu SAYA. jadi mungkin agak malas membacanya.
seperti yg saya tulis di fesbuk, ini buah keisengan bangun tidur saya pagi tadi.
tapi saya berjanji akan membuat yang lebih menyenangkan lagi lain kali...
doakan saya ya!
eh aq gak maksud menyindir sapa2 di komenku yg sebelumnya lo...maksudq itu menyindir aq dewe yg gak berani publish tulisan pribadiq...
BalasHapusbukan buat mas adhi buwana...hehehehe...
dengan ini ambigu sudah diluruskan. aq gak mau jd prita ke-2 hehehehe....
anggi
Coba lebih panjang dan konflik batin yang ditegaskan,,,
BalasHapusPasti tambah yahuud,,,
^___^
tengs jeng mita...
BalasHapusdicoba ntar sarannya
mampir2 lagi ya next time