Siapa Bilang Bekerja Dari Rumah Itu Lebih Mudah?

Setelah bertahun-tahun saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk bekerja di beberapa perusahaan sejak lulus kuliah, akhirnya dengan mantap saya pun meninggalkan status pekerja kantoran di akhir tahun 2015 lalu. Berbekal sedikit tabungan, beberapa channel untuk terus mengerjakan beberapa job freelance dari kenalan dan bisnis kue yang sudah saya mulai sebelumnya sambil ngantor, akhirnya nekatlah saya. Sekarang, total berarti sudah setahun lebih saya “kerja dari rumah”. Sebenarnya apa sih kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah ini? Kalau bunda sedang mempertimbangkan untuk resign dari kantor dan tetap bekerja dari rumah, boleh dibaca dulu untuk pertimbangan yaa…

Enaknya adalah:


1. Kita bisa nentuin sendiri jadwal kerja kita. Apalagi dengan anak yang udah bersekolah, kita jadi lebih mudah menyesuaikan jadwal kalau ada acara sekolah anak yang selama ini nggak gampang kita hadiri karena susah ijin dari kantor.

2. Kita bisa selalu monitor anak. Pertumbuhan anak selalu jadi prioritas utama setiap orang tua kan ya. Makanya kalau kita ada kesempatan untuk bisa memonitor tumbuh kembang anak setiap harinya secara langsung pasti akan sangat menyenangkan.

3. Kita bisa punya waktu lebih banyak untuk rumah. Ini sudah pasti ya karena sejak memilih untuk bekerja dari rumah, jumlah waktu yang kita habiskan di rumah pun pastinya jauh lebih lama. Sehingga kita punya lebih banyak waktu mengerjakan hal-hal yang selama ini tidak tersentuh di rumah kita.

Nggak enaknya adalah:


1. Tidak ada gaji bulanan, tunjangan, asuransi dan yang paling bikin sedu sedan tiap tahun, THR. Memang nggak menyenangkan ya kalau sudah terbiasa menerima gaji bulanan dengan nominal sekian setiap tanggal sekian. Mudah sekali untuk mengaturnya dan membelanjakannya sesuai kebutuhan. Tabungan juga lebih tertata dengan adanya gaji bulanan. Apalagi cerita mudik lebaran pasti nggak akan sama tanpa THR dari kantor. Tapi ini bisa disiasati dengan cermat mengatur keuangan kita kok. Catat setiap pemasukan yang kita dapatkan dari pekerjaan freelance atau bisnis yang kita jalankan dari rumah agar semua pengeluaran dan pemasukan lebih seimbang.

2. Selalu ada distraksi saat bekerja. Yup, bekerja dari rumah apalagi dengan anak usia balita dan tanpa ART memang selalu jadi hal yang bikin gemas ya, bunda hehe. Saat kita sedang asyik dan konsentrasi penuh menyelesaikan sebuah pekerjaan freelance kita, bisa saja tiba-tiba anak minta makan dan mungkin masih harus disuapin. Baru selesai dan kembali ke pekerjaan lagi, eh tetiba anak mau bab. Atau lainnya. Distraksi semacam ini memang tidak bisa dihindari saat kita bekerja dari rumah sambil mengasuh anak. Tapi bisa diminimalisir dengan memadatkan jam bekerja dari rumah kita saat anak sekolah atau anak sedang tidur.

3. Rawan malas. Ini nih yang jadi momok utama. Godaan buat main sama anak aja, atau tidur siang bareng anak ketimbang menyelesaikan deadline memang besar sekali karena di rumah kita tidak akan diawasi siapapun, tak ada supervisor, tak ada bos yang memarahi kalau kita “santai-santai” dulu. Buat melawannya memang butuh komitmen besar dari kita nih.
Sekedar sharing sih, tapi memang nggak bisalah kita ambil garis besar kalau bekerja dari rumah itu lebih mudah ketimbang bekerja di kantor. Karena (ehem) sesungguhnya setelah pekerjaan selesai, masih ada pekerjaan rumah yang menunggu dikerjakan *lirik cucian piring dan rumah yang berantakan*. Haha… semangat ya bunda-bunda yang bekerja di dalam ataupun luar rumah! Kalian semua pahlawan!

*as what also published on https://www.solusiibuattack.com/forum/720/siapa-bilang-bekerja-dari-rumah-itu-lebih-mudah

Komentar

Postingan Populer