secangkir kopi sexist
kenapa judulnya kopi sexist? yah karena begitu saya pesan kopi yang satu ini, si mas penjual langsung nanya, "Mba, ini kopi buat mba atau mas nya?". saya berpikir keras lalu bertanya balik, "Emang kenapa mas?" dan si mas menjawab, "Ya mba lebih baik pesen teh telur ketimbang kopi telur. kalau kopi telur bagusnya buat mas nya."
alhasil dengan sedikit memaksa, akhirnya si mas penjual pun memperbolehkan saya memesan kopi telur di kedai kopi medan yang ada di foodcourt Cito ini. dan masih dengan tatapan mbaknya-serius-mau-minum-kopi-telur-ini, akhirnya dia membuatkan saya juga satu gelas kopi telur.
atas dasar penasaran rasanya dan "larangan" mas penjual tadi, saya pun akhirnya mencoba kopi ini. disajikan hangat, si mas menjamin kalau kopi ini tidak akan amis.
dan benar! kopinya nggak amis sama sekali. yang ada cuma rasa kopi yang tidak terlalu kuat (karena saya memesan dengan level sedang, bukan kuat) plus gurih yang ditimbulkan oleh telur tadi.
overal? enak. entah apa gunanya sampai si mas ini menerapkan prinsip gender bagi peminum kopi telur ini. yah saya cuma bisa berharap saya tidak akan tumbuh jakun setelah minum kopi ini nanti.
alhasil dengan sedikit memaksa, akhirnya si mas penjual pun memperbolehkan saya memesan kopi telur di kedai kopi medan yang ada di foodcourt Cito ini. dan masih dengan tatapan mbaknya-serius-mau-minum-kopi-telur-ini, akhirnya dia membuatkan saya juga satu gelas kopi telur.
atas dasar penasaran rasanya dan "larangan" mas penjual tadi, saya pun akhirnya mencoba kopi ini. disajikan hangat, si mas menjamin kalau kopi ini tidak akan amis.
dan benar! kopinya nggak amis sama sekali. yang ada cuma rasa kopi yang tidak terlalu kuat (karena saya memesan dengan level sedang, bukan kuat) plus gurih yang ditimbulkan oleh telur tadi.
overal? enak. entah apa gunanya sampai si mas ini menerapkan prinsip gender bagi peminum kopi telur ini. yah saya cuma bisa berharap saya tidak akan tumbuh jakun setelah minum kopi ini nanti.
Komentar
Posting Komentar