PAPUMA: a way to escape


Namanya Papuma. Kepanjangannya Pasir Putih Malikan. Dibilang Malikan karena di hamparan pasir putihnya terdapat banyak sekali batu apung yang jika terkena ombak akan terbolak-balik dengan mudahnya (molak-malik dalam bahasa jawa, makanya disebut malikan atau gampang terbalik).

Papuma terletak di Kabupaten Jember, tepatnya di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan. Berada di pantai selatan Jawa, pantai ini lebih berupa tanjung yang memiliki beberapa cekungan pantai yang berbeda.

Cekungan paling dekat dengan laut Selatan adalah yang disebut pantai Malikan. Cekungan pantai yang berbatas langsung dengan bukit dan hutan yang hijau ini memang menawan.




Meski kamu bisa melihat ombak besar dari sini, namun tak perlu khawatir karena banyak sekali karang besar yang menjadi pemecah ombak alami hingga ombak tinggi dari laut Selatan ini tidak sampai ke bibir pantai. Batu-batuan apung yang berwarna putih bersih dengan mudah kamu temui di sepanjang pantai dan berbaur bersama pasir putih yang lembut. Melepas sandal di pantai ini dan menjejakkan kaki telanjang untuk merasakan lembut pasirnya dan dinginnya batu-batu apung sangat wajib dilakukan.



Bergeser sedikit, kamu bisa menemui Siti Inggil atau tanah tinggi. Pemandangan dari Siti Inggil ini benar-benar cantik. Kamu bisa memandang pantai dengan lebih jelas dari ketinggian + 50 m dpl.





Di tengah, ada pantai yang banyak di kunjungi wisatawan. Pantai yang masih dalam rangkaian Papuma ini sangat tenang. Banyak perahu nelayan berjejer sepanjang pantai. Disini juga bisa kamu temui satu-satunya klenteng yang menghadap ke laut Selatan. Klenteng Sriwulan namanya.






Beranjak naik, berhentilah di satu titik dimana ada penunjuk arah Goa Lawa dan Goa Jepang. Konon Goa Jepang sudah tidak bisa lagi dimasuki. Untuk ke Goa Lawa, kamu harus menuruni anak tangga yang cukup curam ini dan dikelilingi hutan yang cukup rapat. Di ujung turunan ini, kamu bisa menemukan cekungan pantai lain. Cekungan ini memang berada tepat di sebelah dua cekungan Papuma sebelumnya, hanya saja dibatasi oleh karang tinggi dan bukit diatasnya. Jadi satu-satunya jalan menuju pantai ini hanyalah turunan tangga dari tanda Goa Lawa.



Cekungan pantai ini sepi. Mungkin memang jarang sekali ada pengunjung yang rela menuruni banyak anak tangga dan mendaki lagi nantinya. Tapi menurut saya, pantai ini pantas untuk didatangi meski dengan perjuangan. Nuansa pantainya lebih private dan nyaman. Tidak seramai pantai sebelumnya.



Dan jika kamu datang ke mari saat sore hari sekitar pukul 2, air surutnya seakan memberimu jalan untuk melewati karang-karang di sebelah kiri dan menyeberang ke cekungan pantai terakhir dimana Goa Lawa berada. Karang besar inilah yang harus kamu lewati.




Dan inilah tadi yang harus didaki (dari sisi pantai terakhir)



Lekungan terakhir ini yang menurut saya paling luar biasa. Pasirnya hitam. Banyak bebatuan kecil di bibir pantai. Padahal masih segaris dengan 3 pantai sebelumnya, tapi bisa-bisanya pantai ini berpasir hitam.



Pemandangan dari pantai ini juga menarik. Di belakang pantai, ada Goa Lawa yang tertutup semak-semak tinggi. Nama Goa Lawa sendiri diambil dari bahasa jawa yang artinya Goa Kelelawar. Yup, disini memang banyak kelelawar. Masuk saja di bibir goa lalu kerlipkan cahaya dari kamera atau korek. Pasti nanti akan ada yang berterbangan :)





Saran saya, mending jangan sendirian ya kalau mau ke dua cekungan terakhir ini. Karena dua cekungan ini benar-benar terisolasi. Dan perhatikan waktumu berkunjung, agar tak terjebak air pasang.

Jika kamu ingin menginap, disini ada camping ground yang bisa di sewa. Ingin tidur lebih nyenyak, saya sarankan mengambil sewa kamar yang tidak terlalu mahal. Kamar ini disewakan seharga Rp.400.000,- per malamnya. Bisa untuk beramai-ramai juga kok.





Untuk makan, tak perlu khawatir, sepanjang pantai kamu bisa menemukan berbagai warung yang menjual makanan. Satu masukan, coba ikan bakarnya yang besar, bumbunya mantap!

Satu hal yang tak boleh lupa, kamu datang kemari untuk bersenang-senang, melepas penat dari rutinitas. Jadi jangan protes kalau sinyalnya kosong ya! Have fun!

Komentar

  1. dari jember ke pantainya naik apa mbak? thx

    BalasHapus
  2. wah iya, aku lupa kasih taunya.
    jadi lebih enak sih memang bawa kendaraan sendiri yah. setauku ada bis yang lewat ambulu. cuma dari ambulu ke papuma (mending nyari pake nama watu ulo karena banyak orang jember lebih familiar dg watu ulo yang ada di sebelah papuma) aku kurang tau. nanti deh kalau ada info kukabari lagi ya

    BalasHapus
  3. pantai papuma bagus juga untuk prewedding!!!!!

    BalasHapus
  4. betul sekali mas darimin! :) sayang saya kesana bukan buat prewedding foto waktu itu :D

    terima kasih sudah mampir!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer